PRGB Perjuangkan Tanjak Jadi Busana Muatan Lokal di Batam

Jumat, 28 Februari 2025 | 06:25:14 WIB
PRGB Perjuangkan Tanjak Jadi Busana Muatan Lokal di Batam

GLOBALKEPRI.COM. BATAM — Perkumpulan Rempang Galang Bersatu (PRGB) bertekad memperjuangkan tanjak sebagai bagian dari busana muatan lokal yang diatur dalam peraturan daerah (perda). Usulan ini ditujukan bagi pelajar dan aparatur sipil negara (ASN) guna mengangkat serta melestarikan budaya Melayu di Tanah Melayu.

“Muatan lokal sudah diterapkan setiap Jumat dengan memakai baju kurung Melayu. Kalau busananya sudah mencerminkan budaya Melayu, kita ingin lebih lengkap lagi dengan menambahkan tanjak untuk laki-laki dan selempang bagi perempuan,” kata Pendiri dan Penasihat PRGB, Osman Hasyim, dalam kegiatan pembagian tanjak gratis di Rempang, Kamis (27/2/2025).

Osman menambahkan, melalui busana Melayu ini, identitas budaya Melayu di Tanah Melayu semakin kuat dan terlihat nyata dalam kehidupan sehari-hari.

"Selama ini, tanjak hanya dipakai saat acara formal atau ketika menyambut tamu penting. Kami ingin tanjak menjadi bagian dari tradisi harian masyarakat," ujarnya.

Ketua PRGB, Rohimah, menegaskan bahwa meskipun Batam dihuni oleh beragam suku, Melayu sebagai tuan rumah seharusnya menjadi payung budaya yang menaungi semuanya.

“Budaya Melayu adalah identitas dan warisan yang harus dijaga. Kami hadir untuk memastikan budaya ini tetap terangkat dan tidak tergerus di tanahnya sendiri,” tutur Rohimah.

Sekretaris PRGB, Syamsu Rizal, juga menyinggung soal masuknya proyek strategis nasional (PSN) di Rempang. Menurutnya, pembangunan perlu dilakukan dengan mengedepankan keadilan dan memperhatikan hak-hak masyarakat setempat.

“Kami mendukung pembangunan selama sesuai aturan dan berkeadilan. Hak masyarakat harus diakomodasi, terutama bagi mereka yang ingin tetap tinggal di tanah leluhur. Harmoni antara masyarakat tradisional dan perkotaan modern harus dijaga,” kata Syamsu Rizal.

Acara pembagian tanjak gratis ini turut dihadiri Tarmizi, pemilik Bengkel Tanjak Rumah Hitam, yang dikenal luas hingga mengekspor tanjak ke Malaysia.

Dalam kesempatan itu, Syamsu Rizal memberi masukan agar Tarmizi memproduksi tanjak yang dapat dikenakan bersama helm.

“Bisa, Bang. Itu namanya tanjak kreasi. Tapi tetap, kita tidak boleh melupakan falsafah dan akar budaya tanjak. Produksi tanjak harus tetap menghormati nilai-nilai tersebut,” jawab Tarmizi.

Acara ini menjadi salah satu langkah nyata PRGB dalam menghidupkan kembali dan melestarikan budaya Melayu di Batam, sekaligus memperjuangkan tanjak sebagai simbol identitas yang bisa dikenakan dalam keseharian.

Tags

Terkini