GLOBALKEPRI.COM, Jakarta - Aplikasi buatan anak bangsa, MooApps, berhasil meraih penghargaan tertinggi dalam ajang Presidential Hackathon International Track 2024 yang diselenggarakan di Taipei, Taiwan.
Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei mengapresiasi prestasi ini, dan Kepala KDEI, Arif Sulistiyo, secara langsung memberikan ucapan selamat kepada tim MooApps setelah diumumkan sebagai pemenang, Minggu (22/12/2024) malam.
Pada acara tersebut, Presiden Taiwan, Lai Ching-te, secara simbolis memberikan piagam penghargaan kepada tim MooApps yang berhasil mengalahkan 10 finalis dari berbagai negara. "Kami sangat bangga dengan pencapaian MooApps, sebuah perusahaan rintisan asal Indonesia yang mengembangkan aplikasi digital berbasis Internet of Things (IoT) untuk memantau kesehatan ternak. Keberhasilan ini menunjukkan kemampuan inovasi teknologi Indonesia di tingkat internasional," kata Arif Sulistiyo, demikian dikutip laman Kemendag.
MooApps, yang dikembangkan oleh Sandi Pamungkas, menawarkan solusi inovatif untuk pengelolaan peternakan melalui teknologi IoT. Aplikasi ini memungkinkan peternak untuk memonitor kesehatan ternak secara real-time, mengurangi risiko penyakit, dan meningkatkan produktivitas. Teknologi ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peternak, tetapi juga mendukung upaya global dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan sektor pertanian.
Dengan keberhasilan ini, MooApps tercatat sebagai perwakilan Indonesia pertama yang meraih penghargaan tertinggi dalam Presidential Hackathon. Keberhasilan MooApps di ajang bergengsi ini membuka peluang besar bagi lebih banyak startup Indonesia untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional dan memperkenalkan inovasi teknologi mereka ke dunia.
Arif Sulistiyo juga menekankan pentingnya dukungan dari KDEI Taipei dalam mempromosikan produk teknologi Indonesia di pasar Taiwan. Ia berharap kolaborasi antara sektor pemerintah, swasta, dan komunitas startup Indonesia akan terus berkembang, sehingga Indonesia dapat menjadi kekuatan utama dalam ekonomi digital global.
"Indonesia adalah negara dengan jumlah unicorn terbesar kedua di Asia Tenggara. Kami menyambut positif perkembangan digital dan terbuka untuk investasi di sektor-sektor strategis," ujar Arif.
Ia juga menambahkan bahwa Taiwan, sebagai pusat perkembangan teknologi informasi, merupakan mitra strategis yang dapat membantu mendorong kolaborasi di berbagai sektor.
Arif berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan menciptakan solusi yang memberikan manfaat tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga dunia. "Semoga prestasi ini menjadi pendorong bagi lebih banyak startup Indonesia untuk berkontribusi dalam mengatasi tantangan global melalui teknologi," tutup Arif.
Presidential Hackathon, yang pertama kali digelar pada 2018, bertujuan mendorong pengembangan solusi berbasis data untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempromosikan inovasi tata kelola. Edisi keenam tahun ini mengusung tema 'Digital dan Ramah Lingkungan: Infrastruktur Publik Generasi Berikutnya', sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hackathon ini juga memfasilitasi kolaborasi lintas negara dan sektor untuk mengembangkan solusi berkelanjutan.