GLOBALKEPRI.COM.JAKARTA- Menko Polhukam Mahfud Md berharap tim khusus yang dibentuk Polri melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM bisa membuat terang kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir Novrinasyah Yoshua atau Brigadir J. Mahfud tak ingin citra baik Polri dirusak karena pengusutan kasus ini.
"Itu harus terang, karena begini, Polri itu dalam 1,5 tahun terakhir itu persepsi publiknya cemerlang sejak dipimpin oleh Pak Listyo, emang cemerlang, semua terungkap dengan baik, dilaksanakan dengan baik, dan ketika posisi pemerintah itu mengalami persepsi terbaiknya dengan angka 73 di tahun ke-7 pemerintahan Pak Jokowi kontribusi Polri waktu itu, kalau dilihat per sektor itu 86%, berarti jauh," kata Mahfud dalam wawancara dengan CNNIndonesia TV, Kamis (14/7/2022).
Mahfud mengatakan, dalam survei terbaru, institusi masih mendapatkan persepsi baik. Mahfud mengatakan dia sempat mengikuti rilis survei bersama Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
"Terus sampai terakhir, 4 hari sebelum saya berangkat ke Saudi, saya dari Saudi virtual dengan Burhan Muhtadi lagi-lagi Polri bagus kontribusinya," kata dia.
Oleh karena itu, Mahfud tak ingin citra baik polisi rusak akibat penanganan kasus polisi tembak polisi ini. Mahfud mengajak semua pihak membantu mengungkap kasus ini.
"Jangan sampai dirusak oleh hal-hal yang kayak gini. Maka kita akan bantu Polri ini untuk mengungkap kasus ini," katanya.
Kapolri Bentuk Tim Khusus
Peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini.
"Oleh karena itu, saya telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Pak Wakapolri, Pak Irwasum, kemudian ada Pak Kabareskrim, Pak Kabik (Kabaintelkam) kemudian juga ada As SDM, karena memang beberapa unsur tersebut harus kita libatkan termasuk juga fungsi dari Provos dan Paminal," kata Jenderal Sigit di Mabes Polri, Selasa (12/7).
Komnas HAM dan Kompolnas turut disertakan dalam tim khusus itu. Dia memastikan proses penyelidikan, penyidikan hingga temuan terkait kasus itu akan disampaikan transparan dan periodik sehingga menjawab keraguan publik. **