Dituding Penyebab Banjir, Lurah Datangi Proyek Drainase Gunung Lengkuas

Dituding Penyebab Banjir, Lurah Datangi Proyek Drainase Gunung Lengkuas
Lurah Gunung Lengkuas, Waliyar Rachman saat meninjau proyek drainase di RW03/RT01 yang dituding warga penyebab banjir. (Ist)

GLOBALKEPRI.COM. BINTAN -  Lurah Gunung Lengkuas, Waliyar Rachman, merespon keluhan warga terkait banjir yang dituding akibat proyek drainse Dewan Kepri di wilayah RW 03/RT01 daerah itu.

Lurah yang akrab disampa Iwal itu pun langsung mendatangi proyek drainase tersebut, untuk mengkroscek kebenaran keluhan warganya.

Dikatakan Iwal, setelah dilakukan koorndinasi dengan pihak pekerja serta pengurus Masjid Nurul Huda --salah satu yang terkena dampak banjir-- maka dilakukan pengukuran hingga didapati hasil tidak terjadi penyempitan dengan darainase yang dibuat, bahkan ada penambahan volume.
"Untuk kegiatan yang dikerjakan sepanjang 50 meter. Akan tetapi ketika dikerjakan kemarin terjadi runtuh sekitar 12 meter akibat banjir, karena batu miringnya juga belum dalam kondisi kering makanya runtuh. Terkait hal tersebut, sudah dibenahi," papar Iwal, saat ditemui di Km 20 Kijang, Rabu (10/8/2022).

Terkait air yang sempat meluap hingga membuat banjir ke rumah warga sekitar, dikarenakan adanya batu miring yang runtuh. Sehingga parit tersumbat dan meluap membuat menggenangi area sekitar.

"Saat ini, untuk lebar bawah drainese 1,8 meter, lebar atas 2,1 meter dan tinggi 2 meter sedangkan parit lama 1,8 meter dan tinggi 1,6 meter," tutur Iwal.
Namun berbanding tebalik dengan perhitungan warga, dari kasat mata saja sudah jelas drainase yang dibuat saat ini terlihat lebih kecil. Berbeda dengan yang lama, drainase dengan posisi di bawah. Sehingga saat hujan deras masih terbilang mampu menampung debit air.

"Kalau drainase yang lama itu berada di posisinya lebih rendah, meski ukurannya terbilang lebih kecil. Sedangkan yang saat ini posisinya berada di atas, mengingat sebelum dibuat drainese, area tersebut adalah gundukan," kata Da'i, salah seorang warga.

Terkait proyek drainase ini tentu disambut baik oleh masyarakat. Namun masyarakat menginginkan pembenahan dilakukan benar-benar dengan perhitungan yang matang, bukan asal dikerjakan.
"Kita ambil contoh aja lah, selama puluhan tahun saya menetap di sini belum ada sejarahnya masjid kita terendam atau kemasukan air saat hujan. Nah kenapa sekarang malah justru di buat drainase yang baru malah rumah kami dan masjid direndam air, hujan yang turun pun hanya berdurasi sekita 2 jam," sebut Da'i.

"Kalau memang alasannya, batu miring yang terbilang baru seumur jagung itu roboh jadi pemicu luapan air, apa memang runtuhan batu miring yang tumbang menutupi seluruh area drainase? Aaya rasa tidak. Memang menurut kami drainase yang dibuat saat ini terlalu sempit untuk menampung debit air," imbuh Da'i.

Labih lanjut, Da'i mengatakan, sejatinya warga mendukung dengan harapan pengerjaannya sesuai dengan perhitungan yang matang. Sehingga pengerjaan proyek berdampak baik untuk warga sekitar, bukan justru menjadi momok bagi masyarakat.

#Kepri

Index

Berita Lainnya

Index