GLOBALKEPRI.COM. BATAM - Komoditas pangan impor yang mulai membanjiri pasar di Kota Batam, secara berlahan akan berdampak buruk bagi petani lokal. Kendati di sisi lain kehadiran bahan pangan impor ini membuat kaum emak-emak 'happy' karena harganya lebih murah dibanding bahan pangan lokal.
Di balik itu semua, ada juga masyarakat yang mempertanyakan legalitas komoditas pangan impor itu hingga bisa membanjiri pasar. Apakah secara atura diperbolehkan dan izin masuk serta peredarannya sudah sesuai ketentuan atau peraturan yang berlaku.
Menjawab pertanyaan itu, BATAMTODAY.COM, telah melakukan konfirmasi ke Bea dan Cukai Batam. Namun ternyata, perizinan terkait komoditas pangan ini berada di BP Batam.
"Bukan wewenang Bea dan Cukai Batam dalam hal perizinan impor komoditas pangan ke Kota Batam. Namun perizinan tersebut ada di BP Batam. Silakan konfirmasi ke BP Batam," kata Kasi Layanan Informasi Bea dan Cukai Batam, Undani, lewat pesan WhatsApp, Selasa (30/8/2022).
Undani melanjutkan, formalitas penyelesaian pabean atas pemasukan barang dari luar negeri ke FTZ Batam sepanjang telah mendapat persetujuan dari instansi terkait diperkenankan.
"Selagi bukan komoditas yang termasuk barang yang merusak lingkungan, kesehatan maupun keamanan, sepanjang mendapat izin dari instansi terkait, itu diperkenankan," ujar Undani.
Mengenai perizinan komoditas pangan ini, BATAMTODAY.COM, belum mendapat keterangan dari BP Batam. Upaya konfirmasi akan tetap diupayakan.
Untuk diketahui, bawang merah Birma yang saat ini membanjiri pasar di Batam dijual seharga Rp 13 ribu/Kg, sementara bawang merah lokal dikisaran Rp 28 ribu/Kg. Kemudian kentang impor berkisar Rp 11 ribu/Kg sedangkan kentang lokal (dari Medan) Rp 17-19 ribu/Kg. Adapun wortel impor berkisar Rp 21 ribu/Kg, sementara wortel lokal berkisar Rp 29 - 31 ribu/Kg.
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
.jpeg)
