GLOBALKEPRI.COM.JAKARTA - Kasus positif Covid-19 meningkat di sejumlah negara Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir, antara lain Singapura, Malaysia, dan Filipina. Kementerian Kesehatan Indonesia juga mencatat peningkatan serupa di hampir semua provinsi.
Sejak Agustus lalu varian baru virus Covid-19, yaitu EG.5 dan EG.2 sudah masuk ke Indonesia, kata Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan.
Siti berkata, varian EG.5 dan EG.2 itu yang belakangan dominan memicu kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kasus Covid-19 di Singapura juga didominasi varian virus tersebut.
- Baca Juga RSBP Batam Kini Punya Tiga Layanan Baru
"Ada peningkatan kasus, dari yang biasanya 10-20 kasus per minggu, pekan kemarin ada peningkatan sampai 267 kasus per minggu," ujar Siti kepada BBC News Indonesia, Selasa (05/12), melalui pesan tertulis.
"Jumlah kasus positifnya sedikit, jadi ada pada satu saat di sebuah provinsi, tapi bisa tidak ada pada saat yang lain. Jadi hampir di semua provinsi ada," kata Siti.
Merespons peningkatan kasus ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong masyarakat untuk menjalankan perlindungan ganda: menerima vaksin dan mematuhi protokol kesehatan.
"Kami juga melihat ada kenaikan kasus, cuma memang bagusnya kami masih ada vaksinasi. Kalau divaksin, kita seharusnya bisa bagus," ujar Budi dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dari Kompas.com.
Presiden Filipina terpapar
Peningkatan kasus Covid-19 sebelumnya telah dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan di Singapura, Malaysia, dan Filipina. Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dinyatakan juga terpapar dan akan menjalani isolasi mandiri selama lima hari.
Istana Kepresidenan Filipina, dalam keterangan tertulis, Selasa pagi tadi, menyebut kesehatan Marcos tidak memburuk sehingga dia bisa mengikuti sejumlah pertemuan daring.
"Presiden tetap sehat untuk menjalankan tugas-tugasnya dan akan mengikuti agenda yang telah disusun secara daring," begitu tulis keterangan tersebut, seperti dilansir Reuters.
Merujuk data Kementerian Kesehatan Filipina, terdapat 1.340 kasus positif Covid-19 dalam satu pekan terakhir.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. tengah mengidap Covid-19. Namun otoritas Filipina tidak menjelaskan kapan Marcos terpapar virus tersebut. (Getty Images)
Melonjak 57,3% di Malaysia
Di Malaysia, kasus Covid-19 baru selama 19 hingga 25 November lalu mencapai 3.636 kasus. Angka itu setara dengan peningkatan sebesar 57,3%. Pada pekan sebelumnya, jumlah kasus Covid-19 di Malaysia tercatat sebanyak 2.305 kasus.
Dari total kasus itu, merujuk keterangan Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Muhammad Radzi Abu Hassan, 98% orang yang terpapar menunjukkan gejala ringan.
Hampir setengah dari total orang yang terpapar Covid tersebut berusia antara 20 dan 40 tahun, kata Muhammad Radzi.
"Meskipun ada peningkatan kasus Covid-19, situasi masih terkendali dan fasilitas kesehatan pun tidak kelimpungan," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Hingga akhir pekan kemarin, Kementerian Kesehatan Malaysia mendeteksi setidaknya delapan klaster aktif Covid-19. Terdapat 121 kasus positif dari delapan klaster tersebut.
"Mayoritas laporan yang kami terima adalah klaster dari sektor pendidikan," kata Muhammad Radzi.
Potret keramaian di pusat bisnis Singapura pada 26 April 2022. Seiring peningkatan kasus Covid-19 baru-baru ini, otoritas kesehatan Singapura meminta warga menerima vaksin tambahan untuk memperkuat imunitas publik. (Getty Images)
Melonjak dua kali lipat di Singapura
Singapura tercatat mengalami peningkatan kasus positif Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara dalam pekan-pekan terakhir.
Merujuk otoritas kesehatan Singapura, jumlah infeksi Covid antara 19-25 November lalu meningkat dari 10.726 kasus menjadi 22.094 kasus.
Sekitar 70% kasus positif dipicu varian EG.5 dan subrangkaiannya HK.3.
Meski jumlah kasus berlipat ganda, otoritas Singapura menyebut jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit, termasuk yang di ruang intensif (ICU), tidak melonjak.
Dalam keterangan tertulis, Kementerian Kesehatan Singapura menduga peningkatan kasus ini dipicu musim liburan akhir tahun dan penurunan imunitas masyarakat.
"Saat ini tidak ada indikasi bahwa subvarian virus yang baru lebih mudah menular atau memicu gejala yang lebih parah ketimbang varian sebelumnya telah beredar," tulis Kementerian Kesehatan Singapura, seperti dikutip The Straits Times.
Serupa dengan anjuran Kementerian Kesehatan Indonesia, otoritas Singapura meminta masyarakat terus mengikuti program vaksinasi.
"Dosis tambahan sekitar satu tahun setelah vaksin terakhir direkomendasikan untuk orang-orang berusia 60 tahun lebih, orang-orang yang rentan secara medis, serta warga yang tinggal di panti jompo," tulis Kementerian Kesehatan Singapura.
Warga Singapura berusia di atas enam bulan juga dianjurkan menerima dosis vaksin tambahan, terutama mereka yang bekerja di fasilitas kesehatan dan bekerja sebagai perawat kelompok masyarakat rentan.(detik.com)