Respect Rayakan Dua Tahun Perjalanan, Driver Online Batam Tagih Janji Pemerintah dan Aplikator

Respect Rayakan Dua Tahun Perjalanan, Driver Online Batam Tagih Janji Pemerintah dan Aplikator
Komunitas pengemudi transportasi online Respect memperingati hari jadinya yang ke-2 dengan cara yang tak biasa. Bertempat di Pantai Mutiara Kepri, Selasa (22/7),

GLOBALKEPRI.COM, BATAM – Komunitas pengemudi transportasi online Respect memperingati hari jadinya yang ke-2 dengan cara yang tak biasa. Bertempat di Pantai Mutiara Kepri, Selasa (22/7), perayaan tersebut menjadi ajang konsolidasi dan refleksi perjuangan para driver dalam menghadapi tantangan di lapangan — termasuk soal tarif yang dianggap tak kunjung berpihak kepada pengemudi.

Kegiatan berlangsung meriah dengan konvoi bersama, potong kue, makan siang, dan hiburan karaoke. Acara ini juga turut dihadiri oleh perwakilan komunitas lain seperti Unity Family, Komando, Street Ghost, serta Ketua Umum Aliansi Driver Online Batam (ADOB), Djafri Rajab.

Namun, di balik euforia dan semangat kekeluargaan yang terpancar, para driver juga menyampaikan kegelisahan terhadap belum dilaksanakannya Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepri terkait penyesuaian tarif transportasi online oleh pihak aplikator.

“Kami merasa tidak didengar. Tarif yang berlaku masih seperti dulu, seolah BBM masih Rp6.500. Padahal kondisi lapangan berubah, kebutuhan hidup naik, tapi tarif tetap. Ini bentuk pembangkangan terhadap kebijakan daerah,” kata Erwin, Ketua Respect.

Erwin menekankan bahwa SK Gubernur yang diterbitkan sejak September 2024 seharusnya menjadi acuan resmi bagi semua aplikator dalam menetapkan tarif dasar. Namun kenyataannya, aturan itu tak dijalankan, sementara pemerintah daerah dinilai belum mengambil sikap tegas.

“Pemerintah jangan hanya mengeluarkan kebijakan tanpa pengawasan. Sudah delapan bulan berlalu, tapi tidak ada tindakan tegas terhadap aplikator yang membandel. Kami butuh keberpihakan, bukan hanya janji,” tambah Erwin dengan nada kecewa.

Dalam kesempatan yang sama, Djafri Rajab dari ADOB menyuarakan dukungan penuh terhadap sikap Respect.

“Respect adalah suara-suara yang selama ini terpinggirkan. Mereka menyuarakan keresahan mayoritas driver di lapangan. Ini bukan soal demo atau ribut-ribut, tapi soal keadilan. Pemerintah harus hadir,” ujar Djafri.

Menurutnya, komunitas seperti Respect bukan hanya sekadar tempat berkumpul, tetapi juga motor penggerak perubahan di kalangan pengemudi transportasi daring. Ia berharap, momentum dua tahun Respect ini bisa membuka mata berbagai pihak — terutama aplikator dan pemerintah — bahwa kesejahteraan driver tidak bisa terus-menerus diabaikan.

Dua tahun perjalanan Respect memang tak selalu mudah. Tapi melalui perayaan ini, mereka menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan hak dan kesejahteraan para driver online di Batam.

#Serba Serbi

Index

Berita Lainnya

Index