Membaca Strategi Anies Baswedan, Percaya Diri Bakal Unggul di Kandang Banteng

Membaca Strategi Anies Baswedan, Percaya Diri Bakal Unggul di Kandang Banteng
Anies Baswedan di Acara Milad ke 21 PKS

GLOBALKEPRI.COM. JAKARTA -  Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan, Anies Baswedan percaya diri bakal unggul di Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Yogyakarta.

"Ramadhan kemarin saya dapat kesempatan berkeliling Jatijaya. Saya menjalani tirakat mendengar. Bukan berbicara. Mendengar," kata Anies Baswedan saat perayaan Milad ke-21 PKS di Kota Yogyakarta, Kamis (18/5) kala itu.
Lantas, bagaimana strategi Anies Baswedan untuk mewujudkan hal itu?

Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai Demokrat, PKS, NasDem sebagai partai politik yang mengusungnya memiliki pandangan berbeda terkait calon wakil presiden.
"Bagi Partai Demokrat bakal calon wakil presiden bisa menjaga bagi soliditas koalisi harus berasal dari partai-partai politik koalisi. Dalam konteks itu Partai Demokrat mengedepankan nama AHY," ungkap Bawono saat diwawancarai, Jumat (19/5).

Sedangkan, bagi PKS dan Partai NasDem justru solidaritas bisa dijaga jika cawapres berasal dari eksternal parpol koalisi.

"Bagi Partai NasDem dan juga PKS bakal calon wakil presiden bisa menjaga solidaritas koalisi harus berasal dari luar partai-partai politik koalisi karena apabila berasal dari salah satu partai politik koalisi maka dikhawatirkan dia akan bersikap cenderung kepada partai politik dia berasal maka soliditas koalisi pun akan rentan," lanjutnya.

Sehingga, kata Bawono, PKS dan NasDem mengusulkan sejumlah nama di luar parpol koalisi.
"Dalam konteks itu Partai NasDem dan PKS memunculkan sejumlah nama di luar partai-partai politik koalisi perubahan seperti Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD,dan Sandiaga Uno," kata Bawono.

Mencuatnya tiga nama tersebut bukan tanpa sebab karena menurut Bawono didasarkan pada representasi ketiga tokoh di sejumlah daerah.

"Selain itu, pertimbangan lain dalam memunculkan nama Khofifah, Sandiaga Uno dan juga Mahfud MD juga didasarkan pada pertimbangan representasi daerah di mana Anies Baswedan masih cukup lemah secara elektoral," katanya.

"Khofifah dan Mahfud MD dipandang bisa menutupi kekurangan elektoral Anies di Jawa Timur. Sementara itu nama Sandiaga Uno dianggap bisa merepresentasikan figur dr luar Jawa dimana saat ini hampir seluruh bakal capres dan cawapres berasal dari Jawa dan tentu saja ingin mengulang memori manis kemenangan pada pilkada DKI enam tahun lalu," sambung Bawono.
Pengamat politik Ujang Komarudin menuturkan cawapres Anies masih teka-teki dan bisa berasal dari internal ataupun eksternal koalisi.

"Kalau capresnya dari Nasdem, bakal cawapresnya kalau enggak dari PKS ya Demokrat. Kemungkinan yang punya peluang besar dari koalisi AHY. Tapi kan kalo mau menang harus cari tokoh di luar partai, tokoh NU misalnya," ungkap Ujang.
Untuk menyepakati cawapres, kata Ujang, maka diperlukan kompromi antara tiga partai itu.

"Soal bacawapres Anies masih teka-teki, bisa dari internal koalisi bisa juga dari eksternal dengan elektabilitas tinggi. Ya nanti tinggal kompromi saja PKS, Nasdem, Demokrat. Soal namanya kita tunggu saja nanti yang akan jadi cawapres kalo seandainya dari eksternal," tutupnya.
 

#Politik

Index

Berita Lainnya

Index