Pantai Melayu Makan Korban, Taufik Martin Ditemukan Tak Bernyawa Usai 3 Hari Pencarian

Pantai Melayu Makan Korban, Taufik Martin Ditemukan Tak Bernyawa Usai 3 Hari Pencarian
Jenazah Taufik Martin (35) ditemukan tak bernyawa oleh Tim SAR di perairan Pantai Melayu, Kampung Kalat, Pulau Rempang, Kota Batam, Kamis (28/11) sekitar pukul 10.00 WIB. (Foto: istimewa)

GLOBALKEPRI.COM,  Batam - Taufik Martin (35) akhirnya ditemukan tak bernyawa usai terseret air laut di Pantai Melayu, Kampung Kalat, Pulau Rempang, Kota Batam, Kamis (28/11) sekitar pukul 10.00 WIB.

Korban yang merupakan karyawan PT Infineon Kota Batam dinyatakan hilang sejak Selasa (26/11/2024) usai berenang di Pantai Melayu dalam keadaan cuaca buruk.

Meski sudah diingatkan pengelola pantai korban tetap berenang dan penjaga pantai hanya menemukan pelampung korban di bibir pantai.

"Saat ditemukan korban dalam keadaan meninggal dunia," ungkap Fazzli, Kepala Basarnas Kelas A Kota Tanjungpinang dalam pers rilis, Kamis (28/11/2024).

  •  

Kini jenazahnya korban telah dibawa ke rumah Sakit Bhayangkara, Nongsa guna pemeriksaan lebih lanjut.

Fazzli menambahkan korban ditemukan setelah 3 hari dilakukan pencarian bersama tim gabungan di sekitar Pulau Melayu, Rempang Kota Batam.

Korban sebelumnya sudah diperingatkan oleh pengelola pantai untuk tidak berenang karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Namun, beberapa saat kemudian, pelampung milik korban ditemukan di tepi pantai, sementara dirinya tidak terlihat. Kendaraan dan barang pribadinya masih tertinggal di lokasi.

Fazzli mengatakan, pihaknya kemudian menerima laporan kejadian pada pukul 17.50 WIB dan langsung menurunkan delapan personel dari Pos SAR Batam untuk melakukan koordinasi dan pencarian di lokasi kejadian.

  •  

Pencarian dilakukan dengan menyisir area laut pada koordinat lintang 0°51'15.58" ULS dan bujur 104°8'40.78" TBT.

Namun, kondisi cuaca buruk menjadi kendala utama. Hujan deras dan angin kencang mengurangi visibilitas, sehingga menyulitkan proses pencarian.

"Kondisi cuaca saat ini sangat menghambat. Angin dan gelombang cukup tinggi, sehingga pencarian membutuhkan kewaspadaan ekstra," jelas Fazzli.

Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polsek Galang, Polairud Polresta Barelang, Polairud Polda Kepri, dan pengelola Pantai Melayu, dibantu masyarakat setempat, terus melakukan pencarian.

  •  

Alat utama yang digunakan dalam operasi SAR meliputi satu unit Rescue Car D-Max, satu set peralatan komunikasi, dan perlengkapan medis pendukung lainnya.

Operasi SAR pada hari kedua dimulai pukul 07.00 WIB, dengan pembagian dua Satuan Respon Unit (SRU). SRU 1 mulai melakukan pencarian pukul 08.00–13.00 WIB sedangkan SRU 2 melanjutkan pencarian pukul 13.00-19.00 WIB.

"Mashi nihil, kondisi cuaca saat ini hujan dengan gelombang laut 0,5 meter hingga 1,25 meter," tuturnya.

Memasuki hari ketiga, tim gabungan akhirnya menemukan korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa usai tenggelam di Pantai Melayu selama tiga hari.

Fazzli mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi arahan dan peringatan saat berada di kawasan wisata, terutama pantai yang rawan kecelakaan, khususnya saat cuaca buruk.

#Kepri

Index

Berita Lainnya

Index