GLOBALKEPRI.COM, BATAM – Skandal penyelundupan uang dalam jumlah besar dari Batam ke luar negeri kembali mencuat. Dugaan keterlibatan oknum petugas Bea Cukai memperkuat kecurigaan bahwa praktik ilegal ini telah berlangsung sistematis dan terorganisir. Uang tunai hingga ratusan juta rupiah diduga berhasil diselundupkan ke Singapura dan Malaysia melalui pelabuhan resmi.
Informasi dari sumber terpercaya menyebutkan, aksi penyelundupan ini terjadi hampir setiap hari. Modus yang digunakan pun tergolong nekat—uang dimasukkan ke dalam koper atau bahkan dililitkan ke tubuh pelaku, terutama di bagian pinggang, guna menghindari pemeriksaan.
Yang mengkhawatirkan, praktik ini diduga mendapat "restu" dari oknum petugas Bea Cukai dengan sistem upah per kepala. “Sudah seperti sistem yang berjalan sendiri,” ungkap sumber tersebut.
Dua pelabuhan utama yang kerap dijadikan jalur penyelundupan adalah Pelabuhan Internasional Sekupang dan Pelabuhan Harbourbay Batuampar. Menjelang Idul Fitri lalu, sejumlah porter di Sekupang sempat diamankan karena membawa uang dalam jumlah besar, namun dilepaskan setelah adanya penjamin.
Skema penyelundupan ini disebut sebagai bagian dari jaringan pencucian uang lintas negara. Uang yang diselundupkan kabarnya akan ditukarkan atau disimpan di luar negeri, menghindari deteksi sistem keuangan nasional.
Tindakan ini jelas melanggar Peraturan Bank Indonesia No. 4/8/PBI/2002, yang mewajibkan izin resmi untuk membawa uang tunai Rp100 juta atau lebih ke luar negeri. Pelanggaran bisa dikenakan denda administratif hingga 10% dari jumlah yang dibawa, maksimal Rp300 juta.
Kepala Bidang Kepatuhan Layanan dan Informasi (BKLI) Bea Cukai Batam, Evi Oktavia, mengaku belum menerima laporan terkait penyelundupan ini. “Pemeriksaan dan pengawasan lalu lintas uang dilakukan secara rutin dan terus ditingkatkan,” ujarnya melalui WhatsApp, Jumat (25/4/2025).
Evi menegaskan, pihaknya tidak akan segan menindak tegas oknum yang terbukti terlibat. “Kami akan melakukan tindakan sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” tutupnya.
Praktik ini menjadi ancaman serius terhadap stabilitas sistem keuangan negara. Diperlukan pengawasan ketat, transparansi, dan penegakan hukum tanpa kompromi agar kasus serupa tidak terus berulang.
Kalau kamu butuh versi lebih pendek atau khusus untuk media sosial, aku juga bisa bantu. Mau sekalian dibuatkan?