Sistem Komunikasi di Gaza Mati Total Imbas Kehabisan Pasokan Bahan Bakar

Sistem Komunikasi di Gaza Mati Total Imbas Kehabisan Pasokan Bahan Bakar
Ilustrasi kondisi di Gaza, Palestina (Foto: Instagram @belalkh)

GLOBALKEPRI.COM.GENEVA - Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini menyebut sistem komunikasi di Gaza, Palestina, mengalami pemadaman total karena kehabisan pasokan bahan bakar. Dia mengkhawatirkan ketertiban sipil di Gaza setelah sistem komunikasi terputus pada Kamis (16/11) waktu setempat.

"Gaza kembali mengalami pemadaman komunikasi total dan... hal ini terjadi karena tidak adanya bahan bakar," kata Lazzarini pada konferensi pers di Jenewa seperti dilansir AFP, Jumat (17/11/2023).

Perusahaan telekomunikasi Palestina Paltel membenarkan adanya pemadaman listrik tersebut.

"Semua layanan telekomunikasi di Jalur Gaza tidak berfungsi karena semua sumber energi yang menopang jaringan telah habis, dan bahan bakar tidak diperbolehkan masuk," tulis Paltel di akun X, yang sebelumnya bernama Twitter.

Pengumuman tersebut muncul sehari setelah sebuah truk yang membawa 23.000 liter bahan bakar memasuki Gaza, menandai pengiriman bahan bakar pertama ke wilayah Palestina sejak perang antara Israel dan Hamas meletus hampir enam minggu lalu.

Israel telah berjanji untuk memberantas Hamas setelah militannya melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang.

Militer Israel mengatakan 51 tentaranya telah tewas di Gaza sejak pertempuran dimulai.

Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, pengeboman dan serangan darat Israel yang tiada henti di Gaza telah menewaskan lebih dari 11.500 orang, sebagian besar juga warga sipil dan termasuk ribuan anak-anak.

Israel juga telah memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza, dengan hanya sedikit memasok makanan, air, obat-obatan dan bantuan lainnya yang masuk, dan tidak ada bahan bakar selain satu truk yang dimuat pada minggu ini.

Israel khawatir Hamas akan menggunakan bahan bakar untuk senjata dan bahan peledak. Namun lembaga-lembaga bantuan telah berulang kali menggarisbawahi betapa mendesaknya kebutuhan akan bahan bakar, yang digunakan untuk menggerakkan generator rumah sakit dan memurnikan air minum.

Lazzarini menunjukkan bahwa karena kekurangan bahan bakar, 70 persen penduduk di Gaza selatan tidak lagi dapat mengakses air bersih. Menurutnya, satu truk berisi bahan bakar yang diperbolehkan masuk masih jauh dari cukup.

Dia memperingatkan bahwa operasi UNRWA berada di ambang kehancuran. Menurutnya, dampak dari pengepungan Israel itu sangat buruk, ia yakin ada upaya yang disengaja untuk menghambat operasi dan melumpuhkan operasi UNRWA di Gaza.

"Kami membutuhkan bahan bakar, bahan bakar, dan bahan bakar," katanya.

"Saat ini, tidak ada lagi bahan bakar yang tersedia di Jalur Gaza - atau setidaknya tidak dapat diakses oleh UNRWA. Jika masalah bahan bakar tidak diatasi, kami berisiko menghentikan seluruh operasi kemanusiaan," tambahnya.

 

#Internasional

Index

Berita Lainnya

Index