GLOBALKEPRI.COM, BATAM – Untuk meningkatkan pemahaman dunia pendidikan terhadap kerja jurnalistik dan pentingnya literasi digital, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Wilayah III Kota Batam menggelar workshop literasi media yang bekerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Batam dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kepri. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Laboratorium SMPN 9 Sagulung, Jumat (23/5/2025), dan diikuti lebih dari 30 kepala sekolah dari wilayah Sagulung, Batu Aji, dan Galang.

Workshop ini membahas dua isu utama, yaitu tugas dan fungsi jurnalistik serta cara bijak bermedia sosial di era digital. Materi disampaikan oleh Denni Risman, Wakil Ketua Bidang Media Siber PWI Pusat sekaligus Penasehat PWI Kota Batam, dengan penyajian yang sederhana dan mudah dipahami oleh para peserta.
Tanggapan Terhadap Oknum Wartawan yang Meresahkan Dunia Pendidikan
Kegiatan ini digelar sebagai bentuk respons atas keresahan kepala sekolah terhadap ulah oknum wartawan yang tidak profesional dan kerap memberikan tekanan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana (PSMP) Dinas Pendidikan Kota Batam, Joni Satria Putra.

“Banyak sekolah yang mengadu karena merasa terganggu oleh oknum yang mengaku wartawan, seperti yang baru-baru ini dialami SMPN 26 Batam. Kami berharap PWI Batam bisa membantu mencarikan solusi dan memberikan pencerahan,” ujar Joni.
Tekanan Psikologis Hingga Ingin Mundur dari Jabatan
Dalam sesi diskusi, sejumlah kepala sekolah mengaku mengalami tekanan psikologis akibat interaksi negatif dengan oknum media. Tak sedikit yang menyampaikan keinginan untuk mengundurkan diri karena situasi yang mereka hadapi.

“Dulu kami senang bila wartawan datang ke sekolah, tapi sekarang malah takut. Kami mohon kepada PWI agar membantu mengembalikan kepercayaan itu, agar kami bisa menyambut wartawan dengan rasa aman,” ujar salah satu kepala sekolah peserta.
PWI Batam: Wartawan Harus Profesional dan Terverifikasi
Dalam materinya, Denni Risman menekankan pentingnya kepala sekolah mengenali wartawan profesional dan media yang sudah terverifikasi. Ia menegaskan bahwa wartawan bukan aparat penegak hukum, dan permintaan data oleh mereka harus ditolak dengan sopan jika tidak sesuai prosedur.
“Tanyakan identitas wartawan. Kalau belum jelas atau tidak terverifikasi, tidak perlu dilayani. Dokumentasikan jika ada tindakan intimidatif, dan laporkan,” jelas Denni.
Sementara itu, Ketua PWI Kota Batam, M. Kavi Anshary, menyatakan kesiapan organisasinya untuk menjadi tempat pengaduan resmi bagi kepala sekolah dan guru yang menghadapi tekanan dari oknum wartawan.
PWI juga memperkenalkan stiker edukatif verifikasi media yang dapat dipasang di sekolah sebagai alat bantu dalam menghadapi tamu dari media.
“Kami akan terus melakukan edukasi ini. Kami sudah siapkan stiker dan membangun koordinasi dengan aparat hukum untuk melindungi dunia pendidikan,” ujar Kavi.
Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris PWI Batam, Romi Candra, serta Sekretaris SMSI Kepri, Zabur.

Sinergi Dunia Pendidikan dan Media
Dengan adanya workshop ini, MKKS, PWI, dan SMSI berharap tercipta sinergi positif antara dunia pendidikan dan media di Kota Batam. Para kepala sekolah diharapkan menjadi lebih bijak dalam menyikapi informasi di media sosial dan mampu membedakan mana media yang kredibel serta mana yang hanya mengatasnamakan pers.